Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penggunaan Herbal dan Obat Tradisional Pada Kehamilan

Herbal dan obat tradisional termasuk dalam kelompok pengobatan komplementer dan alternatif. Beberapa produk yang digunakan biasanya atas dasar pengetahuan tradisional; karena itu sedikit bukti ilmiah yang tersedia mengenai keamanan dan efektifitasnya.

Sebuah survey yang pernah dilakukan oleh lembaga peresepan nasional di Australia menyebutkan sekitar 65 persen orang Australia menggunakan satu atau lebih pengobatan komplementer dalam jangka 1 tahun terakhir.

Herbal dan obat tradisional biasanya dibeli bebas di toko obat, apotek, supermarket, dan sejenisnya. Kebanyakan pengobatan komplementer ini digunakan untuk meredakan gejala yang ringan dan kondisi penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya. Sebagian lainnya digunakan untuk menjaga kesehatan dan kesegaran tubuh, atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan herbal dan obat tradisional, terutama pada masa kehamilan adalah:
  • Perhatikan informasi mengenai keamanan dan efektifitas dari herbal dan obat tradisional yang memang terbatas.
  • Sebagian herbal dan obat tradisional memiliki komposisi bahan/zat aktif yang bisa masuk ke dalam darah dan juga ke janin.
  • Sebagian herbal dan obat tradisional tidak memiliki standar kualitas yang terjaga.
  • Meskipun termasuk alami, tidak ada obat yang benar-benar bebas dari potensi efek samping.

Menggunakan herbal dan obat tradisional tanpa konsultasi lebih dahulu dengan tenaga kesehatan bisa jadi berbahaya untuk ibu dan janin. Selalu tanyakan dulu saran dari tenaga kesehatan sebelum menggunakan herbal dan obat tradisional apapun selama kehamilan.

Masa yang harus menghindari penggunaan herbal dan obat tradisional adalah pada masa 12 minggu pertama dari kehamilan dan 12 minggu terakhir dari kehamilan. Sebelum mulai minum herbal dan obat tradisional, selalu pastkan dulu keamanannya bagi kehamilan ke tenaga kesehatan.

Ilustrasi obat herbal

Beberapa Jenis Herbal dan Obat Tradisional Untuk Ibu Hamil


Aloe vera (Lidah Buaya)

Aloe vera berbentuk gel biasanya digunakan sebagai pengobatan dari luka, luka bakar, dan kondisi kulit lainnya. Penggunaan secara oles cukup aman dan jarang menyebabkan meningkatnya resiko keguguran atau cacat bawaan.

Alo vera latex berwarna kekuningan dari bagian dalam daunnya. Ada bentuk sediaan minum yang dikeringkan atau bentuk cairan. Hindari minum aloe vera latex sebagai pencahar yang sangat kuat, dan bisa menstimulasi uterus/rahim dan keguguran.

Black Cohosh

Adalah obat herbal yang biasanya digunakan sebagai pengobatan gejala menopause, premenstrual syndrome, dan nyeri saat menstruasi. Biasanya juga digunakan untuk memicu persalinan pada masa akhir kehamilan. Keamanan dari penggunaan black cohosh masih sangat terbatas, karena itu lebih baik dihindari selama kehamilan karena bisa memicu rahim dan menyebabkan kontraksi dini.

Chamomile

Teh chamomile biasa digunakan untuk meredakan perut yang nyeri dan gangguan tidur. Chamomile juga bisa digunakan pada kulit untuk meredakan dermatitis, luka, dan kondisi kulit lainnya. Saat ini masih sangat terbatas informasi mengenai keamanannya. Tapi belum dilaporkan adanya efek samping dari konsumsi teh chamomile ini saat kehamilan.

Cranberry

Cranberry tampak aman dan efektif sebagai pencegahan dari infeksi saluran kemih. Meskipun tidak ada efek buruk langsung kepada ibu dan janin, tapi tetap perhatikan dosis penggunaannya selama kehamilan.

Echinacea

Echinacea umum digunakan untuk pengobatan selesma, radang tenggorokan, atau infeksi saluran napas atas lainnya. Ketika digunakan dalam dosis yang dianjurkan, echinacea tidak meningkatkan resiko yang buruk pada janin.

Evening Primrose Oil

Informasi mengenai keamanannya masih sangat terbatas untuk digunakan selama kehamilan. Dianjurkan untuk menghindari konsumsinya saat hamil kecuali disarankan oleh dokter.

Fenugreek

Hindari konsumsi berlebihan dari fenugreek karena bisa menimbulkan kontraksi pada rahim, yang berakibat keguguran atau persalinan diri. Namun penggunaan dosis rendah sebagai bahan makanan tampak aman pada kehamilan.

Minyak ikan

WHO merekomendasikan ibu hamil untuk setidaknya mengkonsumsi 2,6 gram omega-3 essential fatty acids dalam sehari. Ini bisa didapat melalui makanan juga suplemen. Ada dua tipe dari suplemen minyak ikan. Ada yang terbuat dari liver/hati ikan, dan yang terbuat dari tubuh ikan. Minyak ikan dari hati ikan seperti cod liver oil, mengandung retinol, yang merupakan bentuk dari vitamin A, dan harus dihindari dalam kehamilan. Namun, minyak ikan dari liver ikan juga mengandung DHA dan penting bagi perkembangan mata dan otak bayi. Dosis yang dianjurkan pada minyak ikan saat kehamilan, sesuai dengan komposisi kekuatan zat pada produk.

Flaxseed

Minyak flaxseed pada umumnya aman dan bisa ditoleransi pada kehamilan. Ini merupakan sumber yang kaya omega-3. Makanan sehari-hari yang mengandung flaxseed jarang bisa menimbulkan efek buruk pada kehamilan. Hindari dosis yang besar dari suplemen minyak flaxseed karena bisa menyebabkan efek samping seperti diare.

Bawang putih

Bawang putih yang segar dan digunakan dalam makanan aman untuk kehamilan. Hindari konsumsi dari suplemen bawang putih yang berlebihan karena bisa meningkatkan resiko pendarahan, kontraksi pada rahim, keguguran, dan persalinan dini pada ibu hamil.

Jahe

Jahe aman saat kehamilan selama digunakan secara wajar pada makanan. Bisa bermanfaat untuk mengatasi mual dan muntah karena masa awal kehamilan. 1 hingga 2 gram akar jahe kering dalam sehari bisa meredakan gejala. Dosis yang lebih besar bisa menyebabkan darah lebih encer, rasa tidak nyaman pada perut dan terasa panas, maka ini harus dihindari.

Ginko

Masih sangat terbatas informasi yang tersedia mengenai penggunaan ginko saat kehamilan. Ginko harus dihindari saat hamil karena bisa meningkatkan resiko pendarahan.

Ginseng

Ginseng biasa digunakan sejak jaman dulu sebagai pengobatan herbal. Ada 3 jenis ginseng, ginseng amerika, korea, dan siberia. Hindari konsumsi ginseng pada kehamilan terutama pada trimester pertama karena bisa enyebabkan efek buruk saat kehamilan.

Glucosamine

Glucosamine biasa digunakan untuk pengobatan osteoarthritis. Masih sangat terbatas informasi tentang glucosamine pada kehamilan, maka sebaiknya dihindari.

Liqourice

Liquorice biasa digunakan sebagai makan pewarna, dan obat sejak zaman dulu. Hindari konsumsi dalam jumlah besar kapada kehamilan karena bisa meningkatkan resiko keguguran dan persalinan dini.

Lysine

Lysine pada makanan cukup aan dalam kehamilan. Dosis besar dari suplemen lysine harus dihindari karena masih sangat terbatas informasi mengenai keamanannya dalam kehamilan. Bisa meningkatkan resiko efek samping seperti diare, dan rasa tidak nyaman di lambung.

Daun Raspberry

Daun raspberry biasa digunakan pada masa akhir kehamilan untuk mengurangi masa persalinan dan mengurangi komplikasi. Sayangnya tidak cukup informasi mengenai keamanan dan efektifitasnya dalam kehamilan. Tanyakan dulu ke dokter sebelum menggunakannya saat kehamilan.

Spirulina

Spirulina harus dihindari saat ehamilan karena informasi mengenai keamanannya masih sangat terbatas. Produk spirulina biasa mencantumkan aman untuk kehamilan, tapi konsultasikan dulu ke dokter sebelum mengkonsumsinya.

St John’s Wort

Biasa digunakan untuk terapi depresi. Ada beberapa penelitian yang menyebutkan bisa membuat berat janin lebih rendah. Juga bisa berinteraksi dengan obat-obatan yang lain. Diskusikan dulu dengan dokter sebelum memulai konsumsi obat herbal ini.

Valerian

Digunakan untuk obat tidur yang ringan, membantu pasien mudah tidur, meredakan stres dan cemas. Karena sedikitnya informasi mengenai keamanannya maka harus dihindari penggunaannya selama kehamilan. Bicarakan dengan dokter sebelum konsumsi valerian selama kehamilan.
Sumber: The Royal Women’s Hospital, Melbourne
Sumber Tulisan: FB dr. Agung Zentyo Wibowo

Posting Komentar untuk "Penggunaan Herbal dan Obat Tradisional Pada Kehamilan"

close