Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Batuk Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis

Batuk adalah reaksi badan mengeluarkan benda dari paru akibat adanya rangsangan sesuatu benda yang tidak biasa di dalam paru, ini reaksi alamiah dan dibekali sang Pencipta supaya manusia tetap aman bernapas. Benda tersebut bisa cairan, bisa juga kotoran/debu. Cairan yang berada di paru bisa berupa air, tetapi juga bisa lendir akibat keradangan infeksi/alergi. Sifat air dan lendir jauh berbeda.

Pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis bisa terjadi keduanya, bahkan saling memperberat. Umumnya pikiran pertama selalu kelebihan air atau beban jantung tidak kuat, tapi sekali lagi bahwa antara keradangan dan kelebihan air saling memperberat.

Air mudah bergerak, tidak lengket dan mudah berpindah karena encer, apalagi dalam kondisi kelebihan pasti akan mencari tempat yg paling bawah, jadi apabila betul kelebihan air, pada posisi duduk / berdiri pasti akan mengalir ke bawah di daerah kaki, perut selanjutnya paru. Inilah kenapa pada posisi duduk terasa lebih nyaman dibanding tidur karena saat terlentang posisi kaki dan paru sejajar sehingga air mengalir merata sampai ke paru. Saat proses hemodialisis, air juga akan lebih mudah disedot sehingga saat tengah hemodialisa akan cepat memberi hasil napas yang longgar.

Hal ini berbeda apabila cairan tersebut adalah lendir yang lebih kental, lengket sehingga relatif menetap dan hanya bergerak atau berpindah akibat kekuatan (batuk = ibarat paru meniup udara keluar). Akibat sifat melekat, kadang pasien tidak merasakan batuk karena lendir melekat erat dan tidak bergerak-gerak sehingga tidak timbul rangsangan batuk. Hal ini yang sering tidak disadari seseorang bahwa sebetulnya yang bersangkutan saat itu sudah ada lendir mungkin akibat infeksi/alergi (kalo ada bakat). Lendir tidak dapat disedot saat hemdialisis bahkan dapat bertambah kental karena kandungan air ikut tersedot, kadang menjadi lebih sesak.

Cara bernapas panjang adalah cara merangsang cairan supaya bergerak-gerak sehingga timbul rangsangan batuk (cara kerja kebalikan dari batuk), mungkin bisa digunakan untuk tes pribadi.

ilustrasi batuk pada pasien gagal ginjal kronis

Yang perlu diingat seperti saya sampaikan diatas, kedua sebab dapat saling memperberat karena sesak akibat lendir menyebabkan kerja jantung meningkat, air di paru menyebabkan menyebarnya infeksi di paru. Yang harus dilakukan adalah buat badan sekering mungkin, apabila masih batuk/sesak segera foto thoraks. Apabila masih ada gambaran cairan dalam paru, pikirkan kemungkinan lendir / infeksi paru. Gambaran foto antara kelebihan air dan infeksi kadang mirip bahkan dibaca sama, tetap dengan mengetahui proses - perjalanan suatu penyakit. akan lebih mengarahkan pada diagnosis yang tepat. Saya pribadi lebih suka melihat sendiri foto thoraks dan menghubungkan dengan perjalanan penyakit daripada sekedar membaca ketikan dokter radiologi.

Berat badan turun bisa akibat keduanya, berat badan kering yang mungkin salah dan harus dievaluasi ulang, tetapi bisa juga krn infeksi yg terjadi. Infeksi paru pasien hemodialisis memang lebih lama penyembuhannya karena setiap saat ada risiko kelebihan cairan yang masuk paru, otomatis berat badan juga ikut turun.

Sebagai tambahan : pola infeksi paru / flu berubah-ubah setiap periode, virus berubah, kuman berubah, obat berubah bahkan kita harus siap menerima penularan virus luar Indonesia yang dibawa pendatang atau wisatawan. Akhir-akhir ini model infeksi parunya : batuk lama, lendir lengket yang sulit keluar, dll.

Pesan untuk pasien gagal ginjal kronis:
  • usahakan tercapai berat kering
  • jaga kenaikan berat badan antar hemodialisis, 
  • olah raga ringan terutama melatih otot pernapasan, 
  • batuk dan keluarkan lendir karena batuk juga berguna untuk membersihkan paru dari lendir-lendir (seringkali malah ditahan spy tdk terlihat sakit dan lendir ditelan, atau batuk tertahan akibat penggunaan obat batuk yg tdk tepat ---- umumnya minta obat yg cespleng batuk lgs hilang).
Semoga berguna rangkuman teori yang sangat-sangat singkat ini.
By : dr Aditia Wardana

Posting Komentar untuk "Batuk Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis"

close