Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berapa Lama Jarak Waktu Satu Vaksin Dengan Vaksin Lainnya?

Seorang ibu membawa anaknya ke dokter untuk mengejar vaksin yang tertinggal. Ada beberapa vaksin yang belum diberikan sama sekali, ada juga yang belum lengkap atau belum mendapat vaksin booster(penguat). Umumnya dokter akan melakukan vaksinasi simultan (melakukan vaksinasi lebih sari 1 x pemberian dalam 1 kali kunjungan ke dokter). Selanjutnya pasien direncanakan vaksinasi berikutnya.

“Doc, berapa jarak waktu setelah anak saya divaksin A ke vaksin B. Apa harus selalu memunggu 1 bulan ?”
"Berapa sebaiknya jarak waktu pemberian satu vaksin dengan vaksin lainnya ?"

Hal diatas adalah yang paling ditanyakan oleh ibu-ibu di tempat-tempat praktek dokter atau di grup kesehatan.

Kebanyakan vaksin butuh beberapa kali pemberian untuk mendapat daya kekebalan tubuh yang optimal dan berlangsung lama. Untuk vaksin yang sama, baik vaksin hidup atau mati ada interval (jarak) waktu tertentu untuk masing-masing vaksin. Umumnya antara 4 sampai 8 minggu. Ada juga yang berjarak cukup jauh 6 bulan pada hepatitis A. Ada yang diulang tiap tahun seperti Influenza dan tiap 3 tahun pada vaksin demam tifoid.

Bagaimana dengan interval/waktu pada pemberian vaksin yang berbeda ?

Apabila yang diberikan adalah vaksin hidup, interval waktu dengan vaksin hidup lainnya adalah, setidaknya 2 minggu. Interval waktu tersebut bertujuan untuk mengurangi interferensi (reaksi antibodi yang saling berinteraksi) antara vaksin satu dengan vaksin lainnya yang membuat respon kekebalan tubuhnya tidak maksimal.

Terkecuali, vaksin hidup yang diteteskan lewat mulut, seperti vaksin Polio oral dan Vaksin Rotavirus. Pemberian vaksin hidup yang diteteskan tidak memerlukan jeda waktu minimal dengan pemberian vaksin hidup lainnya, baik yang disuntikkan maupun yang diteteskan. Sementara itu, pada pemberian vaksin mati, tidak memerlukan jeda waktu satu vaksin dengan vaksin mati lainnya ataupun dengan vaksin hidup.

Lalu apakah vaksin hidup dan vaksin mati itu ?

Ada berbagai jenis vaksin yang beredar, yang paling banyak adalah jenis vaksin yang diistilahkan sebagai vaksin hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup dikenal juga sebagai Live attenuated vaccine dan vaksin mati dikenal sebagai Inactivatedvaccine/Killed vaccine.

1. Live attenuated vaccine (bakteri atau virus hidup dilemahkan)

Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah.

Berasal dari virus hidup : vaksin polio oral (Sabin), vaksin campak, gondongan dan rubela, vaksin demam kuning dan cacar air (varisela).
Berasal dari bakteri hidup : BCG

Penyuntikan vaksin hidup ada yang secara intra kutan (di dalam kulit) spt BCG atau subkutan seperti vaksin campak, MMR dan cacar air

2. Inactivated/Killed vaccine (bakteri, virus atau koponennya yang dibuat tidak aktif).

Vaksin mati dibuat dari bakteri atau virus yang awalnya dibiakkan (disemai) dalam media pembiakan, kemudian dibuat tidak aktif/dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja.

Vaksin dari virus yang dimatikan : Influenza, Polio Injeksi, Rabies, Hepatitis A dan B.

Vaksin dari kuman/komponen kuman/toksin dari bakteri yang ‘dimatikan’ : Pertusis, Demam tifoid, Kolera, Pertusis aseleluler, Difteri, Tetanus, Pnemokokus dan Haemophilus Influenzae B (Hib).

Penyuntikan vaksin mati dilakukan secara intra muskular (di dalam otot)

Jadi, pada keluarga yang akan mengejar ketertinggalan vaksin (catch up) anaknya, hal tsb bisa dilakukan lebih cepat. Tidak perlu menunggu tiap bulan untuk memberikan vaksin berikutnya yang berbeda. Tapi kebanyakan orang tua tidak "tega" dalam jarak waktu yang dekat anaknya diisuntikkan vaksin kembali. Demikian pula masih banyak orang yang enggan untuk anaknya divaksinasi secara simultan.

Semoga manfaat.


Sumber bacaan : Buku Pedoman Imunisasi di Indonesia, edisi ke 5, 2014.

[Ditulis oleh dr. Mohammad Muchlis dalam catatan FB berjudul "Berapa Lama Jarak Waktu Satu Vaksin Dengan Vaksin Lainnya?]

Posting Komentar untuk "Berapa Lama Jarak Waktu Satu Vaksin Dengan Vaksin Lainnya?"

close