Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fast Food Versus Slow Food

Kita semua tentu setuju bahwa makanan adalah isu utama dalam kehidupan. Orang akan melakukan apa saja demi mendapatkan makanan.

Jika kita dulu memakan apa saja yang disediakan oleh alam, sekarang kita dapat memperoleh makanan dengan "mudah dan cepat". Di swalayan, kafe, restaurant serta tempat-tempat lain menjualnya.. Apakah ia? Ia adalah fast food.

Fast food seolah bisa menjamin kita tidak menghabiskan waktu lama hanya untuk menunggu menu yang kita pesan. Selain itu, tempat makan fast food juga sangat mudah ditemui dalam perjalanan. Keberadaan fast food dimungkinkan karena adanya budaya cepat yang mendasarkan segala tujuan hidup demi keuntungan semata.

 
Lalu apakah budaya cepat ini bisa berjalan tanpa kita tolak? Slow Movement menjawab tidak! Slow Movement lahir dari sebuah protes melawan pembukaan restaurant McDonald di Piazza, Italy. Slow Movement bertujuan untuk menurunkan budaya konsumsi.

Salah satu bentuk dari slow movement adalah slow food movement, nah tujuan slow food movement ini adalah untuk melindungi kultur masakan beserta rasanya dan juga bahan natural yang disediakan oleh alam.

Slow food lebih tradisional dan bisa menciptakan gerakan sehat dan aktif dalam rangka melindungi cita rasa, budaya, dan lingkungan hidup sebagai nilai-nilai sosial yang universal

Dari segi kesehatan, slow food lebih baik dari pada fast food. Lantas, makanan manakah yang anda pilih, Fast food/Slow food?

[sucipto kuncoro - ciledug, tangerang, banten - 27121434/01112013 – 15:45]

Posting Komentar untuk "Fast Food Versus Slow Food"

close